Rabu, 25 April 2012

Pelecehan Orangtua Siswa Terhadap Guru

Dunia Pendidikan Indonesia saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Mulai dari bocornya soal Ujian Nasional, Tawuran antar pelajar hingga kasus buli dikalangan pelajar. semua itu menambah rekor suram terhadap dunia pendidikan kita. bagaimana jadinya negeri ini dimasa yang akan datang jika kasus-kasus seperti ini masih menyelimuti dunia pendidikan kita ?.
Ada sebuah kisah lucu sekaligus memilukan yang terjadi di negeri ini. Seorang guru honorer di Kabupaten Majalengka menjadi korban pelecehan orang tua siswa. Aop mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari orangtua siswa yang merasa tidak puas atas perlakuan Aop yang telah menghukum anaknya yang berambut gondrong. Kasus ini telah mendapat tanggapan dari anggota DPRD setempat, namun anehnya anggota DPRD tersebut bukannya melindungi Aop melainkan malah menuding Aop sebagai sosok guru yang arogan. Bahkan beliau sempat berkata dalam salah satu media cetak lokal " Pecat dan rumahkan saja guru yang arogan itu ".
Inilah Kronologis Kejadian Pk Aop
Senin pagi (19/3) pukul 08.30 usai upacara bendera, ia terpaksa menggunting sedikit rambut beberapa siswanya, termasuk siswa berinisial Tm, karena dianggap terlalu panjang. Sebelumnya pada Jumat (16/3), siswa kelas 3 ini sudah diperingatkan oleh Aop agar rambutnya dipotong menjelang UAS. Selain Tm, ada beberapa murid yang juga dipotong rambutnya oleh Aop.

Aop tak sadar, itulah awal dari “bencana” yang akan dialaminya. Rupanya, orang tua Tm, yakni IH alias Iwan (38) tak terima dengan tindakan Aop. Maka, pada hari yang sama (19/3) pukul 10.30, Iwan mendatangi Aop ke sekolah tempat anaknya sekolah. Namun saat itu Aop sudah pulang. Tetapi, pada pukul 13.00 Iwan menemukan Aop sedang nyambi mengajar di Madrasah Tsanawiyah (MTs) PUI Panjalin Kecamatan Sumberjaya. Di sekolah tersebut Aop mengaku sempat dipukul lalu dilerai oleh guru-guru yang ada di sekolah itu. Iwan kemudian pulang ke rumah. Aop pun mengaku sudah meminta maaf.

“Waktu di MTs itu dipisahin sama guru-guru. Tapi, yang bikin saya sakit hati, saya sudah minta maaf, bukannya dimaafkan, tapi saya malah diteriaki kata-kata kasar. Dia (Iwan, red) bilang, jangan sok-sokan, baru jadi guru honorer saja sudah sombong, emang guru honorer bisa apa" Berani ngelawan pengusaha yang banyak duit?,” kata Aop itu saat ditemui Radar (Group JPNN) di rumahnya, (25/3).

Ternyata, masalahnya tak selesai di sini. Masih di hari yang sama Iwan kembali mencari Aop. Tapi kali ini Iwan tidak sendiri, melainkan membawa 4 temannya. Pada pukul 13.30, kelima orang ini kemudian berhasil mencegat Aop di pintu masuk halaman SDN Panjalin 1, saat Aop hendak mengikuti rapat bersama guru lain di sekolah dekat Pasar Prapatan tersebut. Saat itu Aop mengaku dipukul dari belakang saat masih memakai helm.

Iwan, masih belum puas. Di tempat itu pula tangan dan kaki Aop dipegang oleh kawan-kawannya dan rambutnya digunting paksa oleh Iwan. Rambut sebelah kanan dan kiri habis dipangkas. Anehnya, banyak guru-guru yang hendak rapat itu melihatnya, tapi tak ada yang berani menolong.

Setelah dikerjai, hari itu juga Aop langsung melaporkan kekerasan atas dirinya kepada Polsek Sumberjaya. Oleh pihak polsek Aop “disarankan” untuk divisum atas luka-luka yang dideritanya, namun Kapolsek itu meminta Aop untuk "mengakui luka tersebut karena kecelakaan bukan karena penganiyaan". Aop kemudian melapor ke Polres Majalengka. Tetapi, hingga berita ini ditulis, Polres Majalengka belum juga memproses kasus yang dianggap sebagai penghinaan terhadap kaum pendidik tersebut.

(sumber : NUSANTARA - JABAR )
Senin, 26 Maret 2012 , 07:20:00
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar